Baca Juga
![]() |
ILUSTRASI |
BIMA - Krisis Air bersih yang dialami Belasan Ribu jiwa warga Kota Bima rupanya sudah berlangsung lama, sekitar Delapan Tahun terhitung sejak Tahun 2016 lalu.
Kesulitan air bersih disejumlah Kelurahan tersebut berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima.
Seperti apa perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menyikapi persoalan kesulitan air bersih yang sudah lama dialami masyarakat?
Kepala BPBD Kota Bima, Gufran S.Sos mengatakan, jika kesulitan air bersih yang dialami sebanyak 15,7 ribu jiwa warga sudah berlangsung sejak tahun 2016 lalu. Penyebabnya, terjadi kekeringan pada sumber mata air dan kerusakan Pompa air (SPAM) PUPR.
"Dari tahun 2016 lalu, tapi dari jumlah 15,7 ribu sudah turun menjadi 12 ribu lebih. Jadi sekitar 3 ribu jiwa telah diatasi," kata Gufran pada Wartawan di Kantor Kelurahan Tanjung.
Untuk mengatasi kesulitan air bersih yang sudah dan sedang dialami warga, pihaknya mengaku melakukan berbagai tindakan nyata. Seperti pendistribusian air bersih disejumlah Kelurahan yang kesulitan air bersih dan sumur bor. Lokasi sumur bor di Kecamatan Mpunda khusus di Kelurahan Manggemaci dan Sambina'e.
"Selain itu kami juga bekerjasama dengan Bank NTB, Polri, Brimob dan Dinas Sosial (Dinsos) melalui dana CSR," terangnya.
Pada berita sebelumnya, BPBD menjelaskan secara detil jumlah warga yang kesulitan air bersih tersebar disejumlah Kelurahan, antara lain kelurahan Tanjung, Paruga, Dara, Pane, Sambina'e, Manggemaci, Melayu l, Jatibaru dan lain sebagainya.
"Untuk Kelurahan tanjung, 1.829 jiwa, Dara 2.855 jiwa, pane 720 jiwa, sambina,e 1000 jiwa, panggi 1120 jiwa dan Melayu 3780 jiwa," terang Gufran..
0 Komentar