Baca Juga
BIMA - Persoalan yang terjadi pada proyek pembangunan DI Kompon di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima yang menghabiskan Uang Negara sebesar Rp 3,7 Miliar, satu persatu mulai terungkap. Dari Tiga item pekerjaan, rupanya hanya Satu item yang berhasil dikerjakan sesuai yang diharapkan.
Tiga item pekerjaan tersebut yakni Embun dan Saluran Irigasi, Saluran pengendalian banjir dan perpipaan. Satu item pekerjaan yang behasil yakni saluran pengendalian banjir, sementara embun dan saluran irigasi dan perpipaan belum maksimal.
“Untuk embun dan saluran irigasi serta perpipaan memang ada fisiknya tetapi tidak dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat tani,” ungkap sumber terpercaya media online www.bebek-news.com.
Sumber media online ini merasa khawatir jika proyek pembangunan DI Kompon tersebut tidak dapat dimanfaatkan terutama untuk kepentingan masyarakat Tani di Kecamatan tersebut. Masalahnya hingga April 2024 ini, air belum bisa mengalir. Baik lewat Pipa maupun parit yang sudah dibuat.
“Jadi percuma saja Negara megalokasikan uang Miliaran rupiah, sementara tidak ada asas manfaatnya (tidak dapat dimanfaatkan), itu sama halnya buang-buang Uang Negara,” tandasnya.
Persoalan yang ditemukan pada proyek tersebut sepertinya bukan hanya sekedar isu, melainkan memang benar adanya. Bahkan informasinya BPK akan turun langsung di lokasi proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023 lalu itu.
“Empat orang tim dari BPK saat ini sudah ada di Bima, rencananya besok pagi akan turun di lokasi proyek tersebut. Dari sekian banyak proyek di Bima, proyek DI Kompon di Desa Kore menjadi obyek pertama tim BPK,” terang sumber media online ini yang meminta identitasnya ditrahasiakan.
Tim dari BPK kabarnya akan didampingi oleh 4 pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Satu Konsultan.
“Pengawas dan konsultan akan mendampingi tim BPK yang turun dilokasi proyek tersebut,” pungkasnya. (Anhar Amanan)
0 Komentar