Baca Juga
Dalam kesempatan interview dengan tema "Kota Bima, Kota Pintar untuk Semua" tersebut, H. Muhammad Lutfi, SE, membeberkan berbagai inisiasi kebijakan yang mendorong terwujudnya konsep Kota Pintar diantaranya penerapan digitalisasi pelayanan publik dan penyediaan akses internet gratis bagi masyarakat melalui program hotspot Wi-Fi gratis.
Lebih lanjut, H. Lutfi menjelaskan bahwa fokus pencanangan program smart city dimulai sejak beliau terpilih sebagai Walikota Bima tahun 2019 lalu.
Mengingat adanya perubahan paradigma kebutuhan dasar masyarakat di era 4.0 menuju 5.0, Pemerintah Kota Bima mulai menyiapkan langkah-langkah strategis berupa pengalokasian anggaran untuk mendanai pembangunan infrastruktur dasar smart city, yaitu melalui penyelarasan program kegiatan di seluruh OPD yang dituangkan dalam dokumen RPJMD yang mengarah pada terciptanya sinergisitas program kegiatan antar OPD guna mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Pintar
Lebih jauh HM. Lutfi menjelaskan bahwa landasan dan ide dasar pengembangan smart city Kota Bima adalah adanya proses penyesuaian standarisasi penyelenggaraan pelayanan publik yang cepat dan mudah sebagaimana tertuang dalam visi misi serta target yang telah dicanangkan pada awal kepemimpinan beliau.
"Tentunya optimisme akan terwujudnya konsep smart city ini adalah bukanlah sesuatu hal yang mustahil mengingat kondisi sumber daya manusia Kota Bima yang handal dan mumpuni untuk beradaptasi dengan perubahan paradigma kebijakan Pemerintah Kota Bima. Dan itu dibuktikan dengan tingginya indeks pembangunan manusia Kota Bima yaitu sebesar 7.89," lanjut HM. Lutfi.
Ditanya mengenai apa yang menjadi tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Pintar, HM. Lutfi dengan lugas menjawab bahwa tantangan tersebut berupa keterbatasan anggaran dan ruang fiskal daerah guna memfokuskan ide dan kebijakan pengembangan smart city yang merupakan elemen baru dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah yang selama ini di dominasi oleh pembiayaan infrastruktur fisik berupa jalan dan jembatan.
"Dan hal tersebut dapat kami atasi dengan penentuan skala prioritas pembangunan yang bertumpu pada visi pengembangan smart city diantaranya pembangunan command center untuk menunjang smart government, pembangunan fasiltas sanitasi dan kebersihan lingkungan untuk smart environment, pembangunan sarana prasarana pemukiman untuk smart living," ungkap Lutfi.
HM. Lutfi juga menjelaskan bahwa Manifestasi smart city Kota Bima yang telah terwujud berupa adanya kecepatan pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis aplikasi elektronik.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan smart city, pada awalnya kota bima belum memiliki infrastruktur pendukung pengembangan smart city, makax dilakukan perubahan paradigma kebijakan alokasi anggaran yang diarahkan untuk prioritas pengembangan infrastruktur smart city.
“Respon Masyarakat sangat Luar biasa dan Antusias dengan adanya Smart City sehingga kebutuhuan pelayanan masyarakat lebih cepat, Di level birokrasipun dibutuhkan brainstorming untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kebutuhan dasar Pemerintah Daerah dalam Rangka mewujudkan pelayanan cepat dengan rentang kendali pendek, dan alhamdulillah supporting dari birokrasi kita, luar biasa menyesuaikan diri dengan arah kebijakan tersebut. Terbukti sejak dicanangkan program smart city 2019 lalu, tahun 2020 sudah mulai terealisasi infrastruktur Command Center yang merupakan salah satu elemen penting pendukung smart city," pungkas Lutfi.
Program "Teras Negeri" yang diselenggarakan oleh Media Tempo adalah merupakan ajang publikasi bagi tokoh kepala daerah berprestasi sebagai bentuk penghargaan atas kinerja kepala daerah dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Program tersebut juga dimaksudkan sebagai pemicu seluruh kepala daerah di Indonesia agar melakukan inovasi kepemimpinan di daerahnya masing-masing. (TIM)
0 Komentar